Monday, June 25, 2007

...letak mushala...


Teman gw seorang ekspat yang baru bertugas di Indonesia sempat terheran-heran. Setiap dia parkir di basement kantornya dia melihat sebuah ruangan yang di dalamnya ada orang-orang sedang berdiri, ada yang duduk, ada yang sedang 'berjajar-berbaris'.
Hal yang sama dia temukan juga di tempat parkir di banyak mal-mal di Jakarta.....

Karena penasaran dia bertanya pada gw tentang hal ini, seorang arsitek yang katanya sangat memahami benar tentang penataan interior dan eksterior pada sebuah bangunan :-)
Dia sangat terkejut ketika tahu bahwa ruangan itu adalah tempat ibadah umat muslim (mushala). Dan orang-orang yang ada di dalam itu sedang shalat, dan dia lebih terkejut lagi ketika tahu bahwa tidak ada tempat shalat di kantornya selain di basement tadi.

Akhirnya ketika rapat di kantornya, dia menyinggung masalah ini. Dia berkata bagaimana Anda bisa bekerja dengan baik untuk bertemu dengan klien kita, jika untuk bertemu dengan Tuhan saja Anda tidak pernah memikirkan tempat yang layak?
Bukankah seharusnya tempat ibadah menjadi prioritas di kantor ini? Mulai saat ini ruangan tempat kita rapat, kita jadikan tempat anda untuk bertemu dengan Tuhan Anda!
Allahuakbaaaaarrrr..........

Ironis memang, kita yang mengaku negara berpenduduk muslim terbesar di dunia tidak pernah memikirkan tempat shalat di kantor kita. Kita akan protes keras kalau ruangan kerja kita kecil, sempit, dan kotor.
Tapi kita tidak pernah protes jika untuk menunaikan ibadah shalat, kita harus berada di sebuah ruangan yang ala kadarnya, sekedar tempat disudut-sudut kantor yang sedikit kosong. Untuk berjamaah, sujud dan ruku' sekalipun sudah sangat sulit.

Bukti nyata yang lain adalah hampir seluruh mushala di kantor pemerintah, swasta, mal, terminal hanyalah tempat yang keberadaannya di pikirkan belakangan. Bahkan banyak kantor yang tidak memiliki tempat shalat dengan alasan tidak ada tempat lagi. Namun gudang-gudang, pantry, dan (maaf) toilet selalu mejadi prioritas utama.

Gw pun sangat malu, sedih, dan teriris dengan kondisi seperti ini. Bukannya tidak ada para arsitek yang memikirkan tentang hal ini, tapi semua idealisme itu selalu kandas di tangan para pemilik modal dimana yang mereka utamakan hanyalah bagaimana mengeruk keuntungan sebesar besarnya. Dimana mereka akhirnya mencoret...membuang...ide-ide desain dari sebuah ruangan yang layak untuk ibadah karena dianggap tidak menjual.

Jika kita berkesempatan jalan-jalan di mal, terminal atau tempat umum lainnya cobalah cari mushala , 99,999 % kalau Anda temukan pasti ada di basement, dekat toilet umum dan di ruangan yang untuk mencarinya perlu perjuangan! Dengan kondisi yang 'jorok' dan bau.
Kecuali di beberapa mal di Jakarta yang mushala nya benar-benar layak sebagai tempat beribadah, seperti pengalaman gw di Plaza Senayan.

Lalu dengan enaknya dan cueknya kita berdoa agar rejeki yang kita dapat semoga barokah dan manfaat? Padahal kita tidak pernah memikirkan tempat dimana barokah dan manfaat itu akan dicurahkan oleh Allah? Ironis!.
Wallahua'lam.......

4 comments:

Anonymous said...

Jadi keingetan baca blog nya pidi disana ada pertanyaan kenapa mesjid agung kok tidak ada mushala nya, sedangakan di Mall-mall selalu ada mushala nya ?

- imanz - said...

waaaahhhhh......
itu pertanyaan daleum pisan ep, daleeuuummmmmm......

rasanya cuma bisa dijawab oleh org yg tingkat tauhid & ilmu fiqih nya sdh bener2 matang.....
seperti kawan Boy dr pesantren 'One Way Ride Ticket to Nowhere' tea heuheuheu ;-p

Anonymous said...

Bukan pesantren tapi wahana refleksi saja, saudara iman. Sesuai judulnya "ticket to nowhere", (terjemahan bebas dari moal aya solusina mun emang embung aya solusina) feel free saja. Ticketnya pun toh gratis.

Saya rasa pembahasannya sudah cukup memadai dan tepat pada sasaran di dalam blognya saudara pidi.

Kecuali kalau saudara aep butuh pembahasan lebih mendalam lagi.
Sesuai bidang keahlian dan kematangan saya sebagai "ahli fiqih 'kumaha aing'", forum khusus untuk konsultasi nanti akan saya bikinkan di blog saya...

bagaimana saudara-saudara?

Anonymous said...

ada yang lebih parah mas, ini cerita dari kakak saya, dia punya temen kerja di sebuah perusahaan. maklum, temen abang saya itu orang yan rajin sholat, suatu ketika kantornya rapat panjang dari siang, alhamdulillah sudah dzuhur.
sewaktu mendekati ashar, temen abang saya meminta izin bosnya untuk sholat sebentar, tapi kata bosnya, "sebentar lagi rapat selesai, tolong tunggu sebentar..". temen abang saya pun maklum.
tapi, sudah bermenit-menit, sudah hampir jam 4 lewat belum juga rapt itu selesai, akhirnya beliau meminta izin lagi untuk menunaikan sholat sebentar... apa kata bosnya? "buat apa sih kamu sholat?" saya di ceritain bosnya itu ngomong itu dengan nada biasa saja, santai kayak nggak punya dosa. spontan temen abang saya saat itu juga mengundurkan diri dari perusahaan itu. sayang saya nggak di kasih tahu nama perusahaannya apa, kalau tahu sudah saya bocorkan kemana-mana.